BAB II
PEMBAHASAN
Negara Indonesia mempunyai corak budaya yang sangat kaya,
bayangkan saja terdapat berbagai macam agama, suku, kebiasaan yang ada di
Negara ini. Tak heran jika masyarakat Indonesia dikenal sebagai masyarakat
multikultural (memiliki latar belakang budaya yang beragam) serta rasa
persatuan dan kesatuan bangsa yang tidak boleh diremehkan.
Pengertian Persatuan
dan Kesatuan Bangsa Indonesia
·
Persatuan berasal dari kata satu yang
artinya tidak terpecah-belah atau utuh. Jadi arti persatuan
yaitu bersatunya bermacam-macam aneka ragam kebudayaan menjadi satu yang
utuh dan serasi.
·
Kata Indonesia sendiri mengandung 2 pengertian, dari
segi geografis dan segi bangsa.
Dari segi geografis, Negara Indonesia membentang dari 95
derajat – 141 derajat Bujur Timur dan 6 derajat Lintang Utara – 11
derajat Lintang Selatan (Dari sabang – merauke). Indonesia dalam arti luas
yaitu seluruh rakyat yang merasa satu nasib dan se-penanggungan yang tinggal di
wilayah ini.
Persatuan Indonesia adalah persatuan bangsa yang tinggal
di wilayah Negara Indonesia, didorong untuk mencapai kehidupan yang bebas dalam
negara yang merdeka dan berdaulat.
Pembahasan mengenai persatuan dan kesatuan bangsa
Indonesia dimulai sejak sekolah menengah pertama (kalau tidak salah),
serta di sekolah menengah atas juga masih membahas tentang arti, makna,
pengertian, prinsip persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
Terdapat
3 makna penting di dalam persatuan dan kesatuan Bangsa Indonesia, yaitu:
1.
Rasa persatuan dan kesatuan menjalin rasa kebersamaan
dan saling melengkapi antara satu dengan yang lain.
2.
Menjalin rasa kemanusiaan dan sikap saling toleransi
serta rasa harmonis untuk hidup berdampingan.
3.
Menjalin rasa persahabatan, kekeluargaan, dan sikap tolong
menolong antar sesama, serta sikap nasionalisme.
Didapat kesimpulan bahwa makna dari sebuah persatuan dan
kesatuan Bangsa Indonesia yaitu harus saling batu-membahu dalam mempertahankan,
mengisi, dan merebut kemerdekaan.
Tahap
utama pembinaan persatuan Bangsa Indonesia, yaitu:
1.
Perasaan senasib.
2.
Kebangkitan Nasional
3.
Sumpah Pemuda
4.
Proklamasi Kemerdekaan
Prinsip-prinsip persatuan dan kesatuan dari keberagaman di
Indonesia adalah sebagai berikut:
1.
Prinsip Bhineka Tunggal Ika
Prinsip ini mengharuskan kita mengakui bahwa bangsa Indonesia
merupakan bangsa yang terdiri dari berbagai suku, bahasa, agama dan adat
kebiasaan yang majemuk. Hal ini mewajibkan kita bersatu sebagai bangsa
Indonesia.
2. Prinsip Nasionalisme Indonesia
Kita mencintai bangsa kita, tidak berarti bahwa kita
mengagung-agungkan bangsa kita sendiri. Nasionalisme Indonesia tidak berarti
bahwa kita merasa lebih unggul daripada bangsa lain. Kita tidak ingin memaksakan kehendak kita kepada bangsa lain, sebab
pandangan semacam ini hanya mencelakakan kita. Selain tidak realistis, sikap
seperti itu juga bertentangan dengan sila Ketuhanan Yang Maha Esa dan Kemanusiaan
yang adil dan beradab.
3.
Prinsip Kebebasan yang Bertanggungjawab
Manusia Indonesia adalah makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.
Ia memiliki kebebasan dan tanggung jawab tertentu terhadap dirinya, terhadap
sesamanya dan dalam hubungannya dengan Tuhan Yang maha Esa.
4.
Prinsip Wawasan Nusantara
Dengan wawasan itu, kedudukan manusia Indonesia ditempatkan
dalam kerangka kesatuan politik, sosial, budaya, ekonomi, serta pertahanan
keamanan. Dengan wawasan itu manusia Indonesia merasa satu, senasib sepenanggungan,
sebangsa dan setanah air, serta mempunyai satu tekad dalam mencapai cita-cita
pembangunan nasional.
5.
Prinsip Persatuan Pembangunan untuk Mewujudkan
Cita-cita Reformasi
Dengan semangat persatuan Indonesia kita harus dapat mengisi
kemerdekaan serta melanjutkan pembangunan menuju masyarakat yang adil dan
makmur.
Kebhinekaan
merupakan sebuah hal yang tidak bisa dihindari dalam kehidupan bangsa Indonesia
yang meliputi kebhinekaan suku bangsa, bahasa, adat istiadat dan sebagainya.
Kebhinekaan yang terjadi di Indonesia merupakan sebuah potensi sekaligus
tantangan. Dikatakan sebagai sebuah potensi, karena hal tersebut akan membuat
bangsa kita menjadi bangsa yang besar dan memiliki kekayaan yang melimpah.
Kebhinekaan bangsa Indonesia juga merupakan sebuah tantangan bahkan ancaman,
karena dengan adanya kebhinekaan tersebut mudah membuat penduduk Indonesia
berbeda pendapat yang lepas kendali, mudah tumbuhnya perasaan kedaerah yang
amat sempit yang sewaktu bisa menjadi ledakan yang akan mengancam integrasi
nasional atau persatuan dan kesatuan bangsa.
Keberagaman
masyarakat memiliki potensi menimbulkan berbagai masalah dalam masyarakat.
Salah satu karakteristik keberagaman adalah adanya perbedaan. Perbedaan yang
tidak terselesaikan dapat berkembang menjadi konflik pertentangan di dalam
masyarakat. Berbagai perbedaan di lingkungan masyarakat dapat menjadi faktor
penyebab masalah yaitu konflik.
Konik
berasal dari kata kerja Latin congere yang berarti saling memukul. Secara
sosiologis, konik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau
lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak
lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya. Permasalahan
Keberagaman Masyarakat Indonesia
1. Bentuk Konflik pada Masyarakat
Indonesia
Konflik
dalam masyarakat dapat digolongkan ke dalam konflik ideologi dan konflik
politik. Konflik ideologi terjadi karena perbedaan ideologi dalam masyarakat,
salah satu contohnya adalah peristiw G30S/PKI. Sedangkan konflik politik adalah
konflik yang terjadi akibat perbedaan kepentingan dalam memperoleh kekuasaan.
Salah satunya adalah bentrokan menolak kebijakan pemerintah atau menuntut
sesuatu.
Berdasarkan
jenisnya konflik dalam masyarakat dapat dikelompokkan menjadi konflik
antarsuku, antaragama, antarras, dan antar golongan.
a. Konflik antarsuku yaitu pertentangan
antara suku yang satu dengan suku yang lain. Perbedaan suku seringkali juga
memiliki perbedaan adat istiadat, budaya, sistem kekerabatan, norma sosial
dalam masyarakat. Pemahaman yang keliru terhadap perbedaan ini dapat
menimbulkan konflik dalam masyarakat.
b. Konflik antaragama yaitu pertentangan
antarkelompok yang memiliki keyakinan atau agama brbeda. Konflik ini bisa
terjadi antara agama yang satu dengan agama yang lain, atau antara kelompok
dalam agama tertentu.
c. Konflik antarras yaitu pertentangan
antara ras yang satu dengan ras yang lain. Pertentangan ini dapat disebabkan
sikap rasialis yaitu memperlakukan orang berbeda-beda berdasarkan ras.
d. Konflik antargolongan yaitu
pertentangan antar kelompok dalam masyarakat atau golongan dalam masyarakat.
Golongan atau kelompok dalam masyarakat dapat dibedakan atas dasar pekerjaan,
partai politik, asal daerah, dan sebagainya.
Pertentangan antara dua
orang yang berbeda suku belum tentu konflik antarsuku, bisa saja disebabkan
oleh faktor lain seperti masalah pribadi yang tidak berkaitan dengan
perbedaan suku. Konflik antarsuku bisa saja berawal dari konflik antarpribadi
seseorang A yang berasal dari suku X memiliki masalah pribadi dengan orang lain
B yang berasal dari suku Y, karena hutang piutang. Masalah yang bersifat
pribadi ini dapat berkembang menjadi antarsuku apabila keduanya kemudian saling
menghina asal daerah atau suku masing-masing. Konflik antar pribadi ini akan
berkembang lebih lanjut, apabila masing-masing orang ini, meminta bantuan
kepada orang lain yang berasal dari suku masing-masing.
Hal ini juga terjadi pada
konflik individu dengan kelompok, maupun konflik antarkelompok dengan kelompok
yang berkembang menjadi konflik antarras, maupun antargolongan.
No.
|
Jenis Konflik
|
Contoh Konflik
|
Uraian Singkat Konflik
|
1.
|
Konflik Antarsuku
|
Konflik antara suku Dayak dan Madura di Sampit.
|
Pertikaian yang terjadi antara Madura dan Dayak dipicu rasa
etnosentrisme yang kuat di kedua belah pihak. Situasi seperti itu diperparah
kebiasaan dan nilai-nilai yang berbeda, bahkan mungkin berbenturan. Misalnya,
adat orang Madura yang membawa parang atau celurit ke mana pun pergi, membuat
orang Dayak melihat sang “tamu”-nya selalu siap berkelahi. Sebab, bagi orang
Dayak, membawa senjata tajam hanya dilakukan ketika mereka hendak berperang
atau berburu.
|
2.
|
Konflik Antaragama
|
Konflik Ambon
|
Peristiwa kerusuhan di Ambon (Maluku) diawali dengan
terjadinya perkelahian antara salah seorang pemuda Kristen asal Ambon yang
bernama J.L, yang sehari-hari bekerja sebagai sopir angkot dengan seorang
pemuda Islam asal Bugis, NS, penganggur yang sering melakukan pemalakan
khususnya terhadap setiap sopir angkot yang melewati jalur Pasar Mardika –
Batu Merah.
|
3.
|
Konflik Antarras
|
Politik apartheid
|
Konflik rasial umumnya terjadi karena salah satu ras merasa
sebagai golongan yang paling unggul dan paling sempurna di antara ras
lainnya. Konflik rasial misalnya, terjadi di Afrika Selatan yang terkenal
dengan politik apartheid. Konflik ini terjadi antara golongan kulit putih
yang merupakan kelompok penguasa dan golongan kulit hitam yang merupakan
golongan mayoritas yang dikuasai.
|
4.
|
Konflik Antargolongan
|
Konflik internal Partai Golkar
|
Faksi-faksi di tubuh Golkar banyak dan ego di antara mereka
juga kuat dampaknya maka setiap munas mereka tak pernah memiliki figur utama
yang kuat. Itu karena, banyak faksi diisi para politisi kawakan dan mereka
saling berlomba menguasai basis formal organisasi, sehingga kerapkali Munas
tuntas dari segi prosedural tetapi tidak menghadirkan kohesi di antara
mereka.
|
2. Penyebab Konflik dalam Masyarakat
Konflik
dalam masyarakat bukan merupakan proses yang terjadi secara tiba- tiba.
Peristiwa ini terjadi melalui proses yang ditandai oleh beberapa gejala,
beberapa gejala yang menunjukkan adanya konflik sosial dalam masyarakat antara
lain sebagai berikut.
a. Tidak adanya persamaan pandangan
antarkelompok, seperti perbedaan tujuan, cara melakukan sesuatu, dan
sebagainya.
b. Norma-norma sosial tidak berfungsi
dengan baik sebagai alat mencapai tujuan.
c. Adanya pertentangan norma-norma dalam
masyarakat sehingga menimbulkan kebingungan bagi masyarakat.
d. Sanksi terhadap pelanggar atas norma
tidak tegas atau lemah.
e. Tindakan anggota masyarakat sudah
tidak lagi sesuai dengan norma yang berlaku.
f. Terjadi proses disosiatif, yaitu
proses yang mengarah pada persaingan tidak sehat, tindakan kontroversial, dan
pertentangan (konflik)
Sedangkan beberapa
gejala dalam masyarakat yang memiliki potensi menjadi penyebab konflik antara
lain sebagai berikut.
a. Gejala menguatnya etnosentrisme dalam
masyarakat. Etnosentrisme adalah perasaan kelompok dimana kelompok merasa
dirinya paling baik, paling benar, dan paling hebat sehingga mengukur kelompok
lain dengan norma kelompoknya sendiri. Sikap etnosentrisme tidak hanya
dalam kolompok suku, namun juga kelompok lain seperti kelompok pelajar, partai
politik, pendukung tim sepakbola dan sebagainya.
b. Stereotip terhadap suatu
kelompok,yaitu anggapan yang dimiliki terhadap suatu kelompok yang bersifat
tidak baik. Seperti anggapan suatu kelompok identik dengan kekerasan, sifat
suatu suku yang kasar, dan sebagainya. Stereotip ini dapat terhadap kelompok agama,
suku, ras, maupun golongan, seperti geng sepeda motor, kelompok remaja
tertentu, organisasi kemasyarakatan, dan sebagainya. Stereotip mengakibatkan
sikap prasangka terhadap suatu kelompok sesuai dengan anggapan negatif
tersebut.
c. Hubungan antar penganut agama yang
kurang harmonis. Sikap fanatik yang berlebihan terhadap keyakinan
masing-masing, dapat menimbulkan sikap tidak toleran terhadap agama lain.
Berpegang teguh pada ajaran agama masing-masing adalah keharusan, namun kita
tidak boleh memaksakan suatu keyakinan kepada orang lain. Keberagaman agama
dapat menimbulkan perbedaan dalam mengatasi suatu persoalan dalam masyarakat.
d. Hubungan antara penduduk asli dan
penduduk pendatang yang kurang harmonis dapat menimbulkan berbagai masalah
dalam masyarakat beragam. Ketidakharmonisan dapat terjadi diawali rasa
ketidakadilan dalam bidang ekonomi, politik, ketersinggungan, keterbatasan
komunikasi, dan sebagainya.
Beberepa
sosiolog menjelaskan penyebab konflik dalam masyarakat antara lain sebagai
berikut.
a. Perbedaan individu, seperti perbedaan
pendapat, tujuan, keinginan, pendirian. Sebagai individu orang memiliki sifat
dan kepribadian masing-masing. Perbedaan individu ini dapat menyebabkan konflik
dalam masyarakat.
b. Benturan antarkepentingan, seperti
kepentingan ekonomi, politik, maupun ideologi. Keterbatasan sumber daya,
perebutan tempat usaha, persaingan pekerjaan merupakan contoh faktor ekonomi
yang sering menimbulkan konflik dalam masyarakat.
c. Perubahan sosial yang terjadi secara
cepat dan mendadak dapat pula menyebabkan ketidaksiapan masyarakat menerima
perubahan.
d. Perbedaan kebudayaan yang
mengakibatkan perasaan kelompoknya (in group) dan bukan kelompoknya (out
group). Perbedaan kebudayaan sering kali diikuti dengan etnosentrisme.
No.
|
Peristiwa Bentrokan
|
Penyebab Bentrokan
|
1.
|
Tragedi Trisakti 1998
|
Mahasiswa menganggap pemerintah waktu itu telah semena -
mena menggunakan kekuasaanya, berujung dengan penembakan mahasiswa. Lebih
dikenal dengan tragedi Trisakti
|
2.
|
Bentrokan Priok
|
Polres ingin menggusur makam Mbah Priok, pahlawan daerah
tersebut yang dianggap makam kramat.
|
3.
|
Demo Kenaikan BBM
|
Demo besar - besaran untuk menolak kenaikan BBM, membuat
pemerintah terpaksa mengurungkan niatnya untuk menaikkan harga.
|
4.
|
Suporter Persija dan Persib
|
Beberapa simpatisan The Jak menghadang dan bahkan melempari
bus yang dipakai bobotoh. Viking dan The Jak bagaikan air dan minyak yang
tidak bisa akrab, sehingga mereka selalu saling mengejek, menghina, dan
bahkan saling serang.
|
5.
|
Satpol PP dan Pedagang Kakilima
|
Bentrok antara Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dan
pedagang kaki lima (PKL) di area Monumen Nasional. Bentrok tersebut dipicu
oleh lemparan batu oleh PKL.
|
3. Akibat Konflik
Konflik
dalam masyarakat memiliki akibat positif dan negatif secara perorangan maupun
kelompok. Salah satu akibat positif konflik adalah bertambah kuatnya rasa
solidaritas kelompok. Sedangkan akibat negatif konflik antara lain sebagai
berikut.
Perpecahan
di dalam masyarakat. Kerukunan masyarakat akan terganggu akibat konflik yang
terjadi sehingga anggota yang sebelumnya saling bertegur sapa menjadi saling
memusuhi.
Kerugian
hara benda dan korban manusia. Kerusakan fasilitas umum, dan rumah pribadi
merupakan contoh nyata akibat dari suatu konflik, bahkan konflik juga dapat
mengakibatkan korban jiwa.
Kehancuran
nilai-nilai dan norma sosial yang ada. Nilai kasih sayang, kekeluargaan, saling
menolong, persaudaraan akan memudar atau hilang akibat dari sebuah konflik.
Aturan-aturan sosial juga berubah, seperti larangan bertemu dan bekerja sama
dengan kelompok lain.
Perubahan
kepribadian. Beberapa contoh perubahan kepribadian akibat konflik antara lain
misalnya anaka-anak korban konflik yang berubah menjadi pemurung, takut melihat
orang lain, dan menjadi pendendam. Orang yang terlibat konflik juga menjadi
pemarah, pndendam, dan beringas serta agresif. Permasalahan Keberagaman
Masyarakat Indonesia
Hal –hal yang perlu kita lakukan sebagai upaya mengatasi
konflik SARA di Indonesia:
1.
Berdoa pada Tuhan Yang Maha Kuasa
Doa pada Tuhan sangat penting dalam kehidupan orang beriman.
Melihat dari sila pertama Pancasila saja sudah menyiratkan akan betapa
berharganya campur tangan Tuhan dalam hidup manusia. Untuk dapat mengatasi
konflik SARA yang semakin pelik ini, kita harus mengandalkan Tuhan dengan
memohon kekuatan dari Nya untuk dapat mengatasi konflik SARA dan mengendalikan
diri. Kita harus bersyukur pada Tuhan yang telah menciptakan kita pada suku,
agama, ras, dan golongan tertentu. Seringkali ada orang yang menyalah-nyalahkan
Tuhan atas penempatan dirinya di sebuah keluarga dengan suku tertentu yang
sangat berbeda dan kurang dapat diterima oleh masyarakat setempat. Ini sungguh
hal yang tidak masuk akal dan memilukan. Pencipta memiliki kedaulatan penuh
atas hidup ciptaan Nya. Kayu tidak tahu kenapa dia harus menjalani proses yang
penjang dan menyakitkan untuk dapat berubah wujud menjadi kursi, kursi lebih
indah ketika diolah oleh tukang kayu. Satu hal yang harus kita ingat: di
manapun kita ditempatkan oleh Tuhan, kita harus selalu bersyukur atas hidup
kita dan memuliakan nama Tuhan selamanya.
2.
Mengendalikan emosi
Ketika kita mendengar orang menghina kita atau sesuatu yang
berhubungan erat dengan kita, seringkali kita merasa tersinggung. Oleh sebab
itu, kita harus berusaha mengendalikan emosi. Jangan pernah membalas kejahatan
dengan kejahatan, namun dengan kebaikan. Pada waktu diejek, jangan mengutuk,
memukul, menampar, menonjok, mengeluarkan kata-kata kotor, dan sebagainya. Hal
pertama yang harus dilakukan ketika perasaan kita dicampur aduk oleh orang yang
menyebalkan adalah menenangkan hati. Setelah itu berdoa mohon kesabaran dari
Tuhan, menasihati orang kejam itu secara sopan, dan mendoakan orang tersebut
agar ia dapat bertobat. Menasihati orang secara sopan dan terbuka itu lebih
baik daripada hanya membiarkannya, membalasnya, memukulnya, atau
menggosipkannya di belakang karena nasihat bisa membuat orang lain memperbaiki
dirinya. Bayangkan saja kalau kejahatan dibalas dengan kejahatan itu tidak akan
pernah berujung, selalu ada kelanjutan dari perseteruan itu dan balas dendam.
Selain itu, cap negatif dari orang jahat itu terhadap kita akan semakin buruk.
Hal ini tidak akan menyelesaikan masalah, malah cuma menambah dan memperbesar
konflik saja. Orang yang disakiti juga akan menyakiti orang-orang lain yang tak
bersalah akibat emosi yang meluap-luap dari hatinya.
3.
Jangan memanggil orang lain dengan julukan berdasarkan
SARA
Hal ini mungkin tidak bermasalah bagi beberapa orang karena
kedekatan atau canda gurau saja. Namun, julukan dapat pula menyinggung perasaan
orang lain. Misalnya, orang tertawa sambil memanggil seseorang yang belum
terlalu dekat dengannya dan berkata “orang kaya baru” atau “orang China bermata
sipit”. Orang yang dipanggil sembarangan itu dapat tersinggung perasaannya jika
orang tersebut memiliki perasaan yang sensitif. Bahkan ada kemungkinan ia langsung
mengungkapkan perasaan marahnya dan bertengkar dengan orang yang memanggilnya
dengan julukan itu. Sedekat apapun hubungan kita dengan seseorang, sebisa
mungkin jangan menyinggung atau memberi julukan berkaitan dengan masalah SARA
ini agar tidak melukai hatinya.
4.
Jangan menghakimi dan berpikiran negatif tentang suku,
agama, ras, dan golongan yang berbeda
Saat menjumpai beberapa orang dari golongan tertentu yang
memiliki sifat buruk sama, jangan pernah menghakimi atau menghina golongan
tersebut. Sebagai contoh, orang kaya di sekitar rumah Anda semuanya suka
membuang sampah sembarangan. Lalu Anda langsung menyimpulkan bahwa orang kaya
itu tidak bertanggung jawab. Hal ini tidak boleh dilakukan karena tidak semua
orang seperti itu. Kesimpulan yang didapat tidak menyeluruh, tapi hanya dari
sudut pandang Anda saja. Masih ada banyak orang kaya yang bertanggung jawab dan
membuang tempat sampah pada tempatnya. Itu adalah pandangan subjektif yang
tidak adil dan sangat picik dengan menyamaratakan orang lain berdasarkan suku,
agama, ras, dan golongan tertentu.
Dengan menghakimi orang lain, berarti merasa lebih baik
darinya padahal semua orang sama-sama pernah berbuat dosa dan memiliki
kelemahan. Orang yang suka menghakimi orang lain adalah orang yang sombong dan
tidak menghormati Tuhan. Menghakimi itu hak khusus Tuhan saja, bukan manusia.
Dengan memandang rendah dan menghakimi orang lain berarti sama dengan mengambil
alih kekuasaan Tuhan. Padahal bagaimanapun juga, hak Sang Pencipta Yang Kudus
dan Sempurna tidak bisa diminta oleh manusia yang penuh noda. Jangan suka
mencari-cari kesalahan orang lain dan membesar-besarkan nya, tetapi introspeksi
diri sendiri terlebih dulu. Apakah ada tindakan kita yang salah sehingga
membuat orang lain membenci kita. Jika ada, perbaiki karakter pribadi dan jadi
orang yang lebih bijaksana. Ketika ada orang dari suku, agama, ras, dan
golongan yang berbeda, bertemanlah dengan orang tersebut. Jangan pernah
menjauhi dan membeda-bedakan orang. Jangan pula membanding-bandingkan antara
suku, agama, ras, dan golongan satu dengan yang lainnya. Tiap suku, agama, ras,
dan golongan memiliki keunikan, kelebihan, dan kekurangan masing-masing.
5.
Jangan memaksakan kehendak pada orang lain
Pemaksaan yang saya maksud di sini, khususnya berkaitan
dengan agama. Ada orang yang berpikir bahwa ia memeluk agama yang terbaik.
Mungkin memang benar demikian. Jika ingin bersaksi tentang iman di agama
tertentu boleh-boleh saja. Hal ini sering saya dan teman-teman saya lakukan.
Namun yang salah adalah jika seseorang memaksakan kehendak pada orang lain
untuk memeluk agamanya dengan menjelek-jelekkan agama lain. Jika orang lain mau
percaya, itu bagus. Namun bila tidak percaya pun juga tidak menjadi masalah.
Bersaksi bukan keberhasilan mengajak orang masuk agama tertentu tapi bersandar
pada Tuhan yang mampu mengubahkan hati. Selain itu, kita juga menceritakan
tentang kebenaran firman Tuhan baik dari Kitab Suci maupun pengalaman rohani.
Jangan pernah memaksakan kehendak pada orang lain, apalagi dengan melakukan
pengancaman, pengeboman, penyogokan, teror, kekerasan, dan lain-lain. Semua itu
hanya akan memperkeruh suasana. Tuhan tidak ingin umat Nya saling menghancurkan
sebab kejahatan dan pemaksaan itu juga pasti meremukkan hati Tuhan yang sangat
memperhatikan umat Nya.
6.
Menghormati dan mengasihi orang lain
Apakah Anda ingin dihina oleh orang lain? Saya percaya tidak
ada orang yang ingin dihina dan disepelekan. Oleh sebab itu, kita harus
menyadari akan hal ini. Jangan menghina dan menjauhi orang lain bila Anda tidak
mau dihina dan dijauhi. Jangan menyuruh-nyuruh orang lain jika Anda tidak ingin
disuruh-suruh. Jangan memukul orang kalau tidak mau dipukul. Jangan pamer dan
menyombongkan kelebihan diri jika Anda tidak suka orang yang suka pamer.
Seorang pelukis yang lukisannya diinjak-injak akan sedih karena hasil karyanya
diremehkan, padahal ia telah berjuang keras untuk membuat karya terbaik. Jangan
memperlakukan orang lain secara kasar karena itu bukan hanya menyakiti hati
sesamamu, melainkan juga hati Tuhan yang telah menciptakan manusia. Hormati dan
kasihi orang lain seperti menghormati dan mengasihi diri sendiri dan juga Sang
Pencipta kita. Maafkan dan ampuni orang yang bersalah pada kita walaupun mereka
tidak minta maaf. Ini memang sulit. Tetapi tetaplah beriman bahwa bersama
Tuhan, tidak ada yang tak mungkin asal hati kita benar-benar mau tulus
mengasihi sesama dan menyenangkan hati Nya. Tiap ada kemauan untuk damai,
salalu ada jalan.
7.
Melakukan dan memikirkan hal-hal positif secara
bersama-sama
Satu hal penting yang wajib diingat oleh setiap warga
Indonesia adalah: keanekaragaman suku, agama, ras, dan golongan itu
memperlengkapi kesatuan Indonesia. Jika tubuh hanya terdiri dari mata saja,
tubuh tidak dapat melakukan aktivitas lain selain melihat. Demikian pula dengan
bangsa ini. Jika hanya terdiri dari satu suku saja, maka terasa kurang lengkap
dan miskin budaya. SARA seharusnya semakin memperkaya budaya negeri kita
tercinta dan jangan sampai memecahkan persatuan yang telah terbina selama ini.
Berpikirlah positif terhadap suku, agama, ras ,dan golongan lain. Mari kita
lakukan hal-hal positif seperti ramah tamah dengan banyak orang, diskusi
kenegaraan, bakti sosial, dan gotong royong bersama-sama dengan orang-orang
dari suku, agama, ras, dan golongan yang sama maupun berbeda. Kegiatan-kegiatan
tersebut dapat memupuk semangat nasionalisme, rasa kekeluargaan, dan
kebersamaan antar masyarakat Indonesia.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kebudayaan Indonesia adalah kebudayaan bersama yang dimiliki oleh bangsa
Indonesia yang merupakan puncak
tertinggi dari
kebudayaan-kebudayaan daerah.
Kebudayaan nasional sendiri memiliki banyak bentuk karena pada daasarnya berasal dari
jenis dan corak yang beraneka ragam,
namun hal itu bukanlah menjadi masalah karena dengan hal
itulah bangsa kita memiliki karakteristik tersendiri.
Untuk memelihara
dan
menjaga eksisitensi kebudayaan bangsa kita, kita bisa melakukan
banyak hal seperti mengadakan lomba-lomba dan seminar-seminar yang bernafaskan
kebudayaan nasional sehigga akan terjagalah kebudayaan kita dari keterpurukan karena persaingan dengan budaya luar. Dan dalam menyikapi keberagaman yang ada kita harus bisa bercermin pada inti kebudayaan kita yang
beragam itu karena pada dasarnya segalanya
bertolak pada ideology pancasila.
Untuk menghadapi dampak negatif keberagaman budaya tentu perlu dikembangkan berbagai sikap
dan paham yang dapat menikis kesalahpahaman dan membangun benteng saling
pengertian. Gagasan
yang menarik untuk diangkat
dalam
konteks ini adalah multikulturalisme
dan sikap toleransi dan empati.
DAFTAR PUSTAKA
Koentjaraningrat. 1987.
Sejarah
Teori
Antropologi 1. Jakarta :
UI Press
Koentjaraningrat. 2010. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta : Djambatan
https://www.kompasiana.com/priskiladewisetyawan/55186dc2813311cb669def6d/upaya-mengatasi-konflik-sara-di-indonesia
http://dwinandini1213.blogspot.com/2017/01/permasalahan-keberagaman-masyarakat.html


Mataram
0 komentar:
Post a Comment